Dunia Nantikan Vaksin Covid-19
WHO dikabarkan telah menguji klinis vaksin covid-19 ke manusia, lantas vaksin apa yang dibuat? tak dipungkiri, warga dunia saat ini nantikan vaksin tersebut.

MONITORDAY.COM - Vaksin menjadi perbincangan paling hangat seantero dunia . Betapa tidak, penyebaran Covid-19 yang semakin tidak terbendung diikuti dengan tidak tersedianya vaksin menjadi bencana umat manusia di planet muka bumi saat ini. Negara-Negara besar pun tidak bisa memungkiri bahwa mereka belum memiliki vaksin tersebut.
Untuk itu, para ilmuwan di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin untuk virus corona baru yang telah membunuh lebih dari 100.000 orang dan menginfeksi lebih dari 1,7 juta di seluruh dunia.
Hingga kini, setidaknya ada 70 vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan di dunia. Menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tiga diantaranya telah diuji pada manusia. Upaya pengembangan vaksin ini terus dilakukan untuk menemukan obat bagi patogen berbahaya yang masih mewabah hingga kini. Melansir Bloomberg (13/4/2020), perkembangan terdepan dari proses klinis saat ini adalah vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc. yang terdaftar di Hong Kong dan Institut Bioteknologi Beijing. Pengembangan vaksin tersebut berada telah memasukki fase kedua. Sementara, dua lainnya yang telah diujikan pada manusia adalah pengobatan yang dikembangkan secara terpisah oleh produsen obat AS Moderna Inc. dan Inovio Pharmaceuticals Inc.
Diketahui, Cina dan Italia tercatat dalam negara-negara yang paling kelam terkena dampak Covid-19. Kini Amerika Serikat mulai menggeser posisi Italia dan China dalam catatan kematian dan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Meski kurva infeksi dan kematian menurun dalam beberapa hari terakhir, namun para ahli tetap memperingatkan resiko gelombang wabah terbaru yang akan segera terjadi jika vaksin tidak tersedia.
Meski upaya pemerintah, swasta bahkan laboratorium internasional terus berkoordinasi menghasilkan vaksin. Namun tak dipungkiri, pengembangan vaksin seringkali memakan waktu bertahun-tahun dan masih banyak masalah yang dihadapi khususnya kendala ilmiah.
Para ahli telah mengatakan bahwa vaksin untuk virus corona baru, SARS-CoV-2, dapat memakan waktu setidaknya satu hingga satu setengah tahun untuk memastikan terbukti aman, efektif juga ketersediaannya secara luas di pasaran dunia.
Dunia saat ini berharap pada vaksin Covid-19, 3 hal yang perlu diketahui
Pertama, Ilmu Pengetahuan (Science)
Dr. Sara Kayat menerangkan dalam Al Jazeera Doctor's Note bahwa vaksin bekerja dengan menghadirkan molekul tertentu, juga dikenal sebagai antigen patogen (virus), ke sistem kekebalan tubuh manusia. Atigen ini pada dasarnya dalam bentuk lemah atau tidak aktif, sehingga mereka tidak dapat benar-benar menyebabkan penyakit. Namun, sistem kekebalan tubuh kita mampu mengenali virus/antigen sebagai penyerbu tubuh manusia yang tidak diinginkan.
Dengan demikian, imun tubuh manusia sebagai antibodi sangat menentukan bisa dan tidaknya virus menginfeksi anda di masa depan.
Banyak vaksin potensial yang sedang dikembangkan, termasuk salah satu dari tiga yang menurut WHO dalam tahap uji klinis, menggunakan pendekatan yang lebih tradisional, yang sering dijumpai di negara-negara Asia.
Kedua, batas waktu
Dr Kayat menilai para ilmuan memiliki keterbatasan waktu dalam menciptakan vaksin untuk mengobati Covid 19.
Hasil dari urutan genom (keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme) dari virus corona baru yang disediakan oleh para ilmuwan di Cina tampaknya sama dengan virus SARS dan MERS. Oleh karena itu, Para Ilmuwan memandang 79 persen partikel Covid-19 sama dengan SARS, sehingga 50 persen bahan vaksin Covid-19 yang bakal dibuat sama dengan MERS. Hal ini memungkinkan pihak-pihak yang juga ingin menciptakan vaksin bisa menggunakan bahas dasar yang sama.
Umumnya, pengujian vaksin dimulai pada hewan. Namun kini, pengujian vaksin langsung pada manusia. Pengujian manusia biasanya terdiri dari tiga fase. Uji coba fase satu berskala kecil, biasanya melibatkan sekitar 100 peserta, untuk menilai apakah vaksin itu aman untuk manusia. Percobaan fase kedua sering melibatkan beberapa ratus subjek, dan terutama mengevaluasi kemanjuran vaksin terhadap penyakit. Fase ini dapat berlangsung beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Fase terakhir adalah pada skala yang lebih besar hingga ribuan orang, seringkali di beberapa fasilitas medis, untuk menilai lebih lanjut kemanjuran vaksin selama periode waktu tertentu. Fase ini dapat berlangsung beberapa tahun.
Bulan lalu, Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan vaksin untuk coronavirus "setidaknya satu tahun lagi".
Namun, Sarah Gilbert, seorang profesor Vaksinologi di Universitas Oxford yang mengepalai tim Inggris mengembangkan vaksin, mengatakan kepada Times bahwa dia meyakini 80 %" vaksin mereka bisa efektif dan siap pada bulan September 2020 untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19.
Lebih lanjut, kata gilbert, bahwa percobaan vaksin kepada manusia akan dimulai sekitar dua minggu.
Sebelum vaksin doproduksi, timnya bersama pemerintah Inggris membuat rencana tahapan-tahapan pembuatan hingga pada penyaluran. Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses vaksin tersebut.
Ketiga, Pengujian manusia
Agensi sains nasional Australia mengumumkan bahwa pada awal April ini mereka telah memulai pengujian vaksin Universitas Oxford bernama ferret (farret/hewan yang direkomendasikan WHO untuk menguji vaksin atau obat-obatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan).
Uji coba vaksin kepada manusia telah dimulai, setidaknya untuk dua vaksin potensial. Jennifer Haller, 43, ikut mendaftar pada 16 Maret di Seattle, negara bagian Washington, Dia menjadi menjadi manusia pertama di dunia yang diberikan vaksin potensial untuk virus corona baru.
Vaksin itu, diberi nama kode mRNA-1273, dikembangkan oleh US National Institute of Health (NIH) dan perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts, Moderna Inc.
Pada awal April, Inovio Pharmaceuticals, perusahaan lain yang berbasis di AS, mulai menguji vaksin serupa, yang diberi nama kode INO-4800, pada peserta manusia di Philadelphia dan Kansas City, Missouri. Perusahaan yang berbasis di Pennsylvania ini juga bekerja sama dengan para peneliti Cina untuk segera memulai studi serupa di negara itu.
Di Cina, vaksin potensial yang dibuat oleh CanSino Biological Inc bersama dengan Beijing Institute of Biotechnology juga dalam tahap uji klinis.