Delapan Anak Suriah Tewas Dalam Satu Bulan Akibat Tempat yang Terisolasi dan Cuaca Dingin  

MONITORDAY.COM - PBB telah berulang kali meminta untuk meningkatkan akses kemanusiaan di Suriah.  Direktur Regional Unicef Geert Cappelaere menuturkan cuaca dingin serta kondisi hidup yang kejam juga menjadi tantangan berat bagi para warga Suriah.

“Harapan hidup bayi di Suriah terus menyusut karena kurangnya penanganan serta bantuan medis yang diberikan,” jelas Cappelaere.

Cuaca dingin yang menghantam kawasan itu juga berdampak kepada masyarakat sipil yang melarikan diri dari front pertempuran di Hajin, timur Suriah. Di area yang dekat dengan perbatasan Irak itu, tengah terjadi pertempuran antara ISIS yang mempertahankan pertahanan terakhir mereka.

Para penduduk Hajin melarikan diri ke sebuah wilayah terisolasi bernama Rukban. Rukban, sebuah kawasan tak bertuan yang berlokasi di perbatasan antara Suriah dan Yordania itu dilaporkan terkenal tak bisa diakses.

Rukban sulit dicapai karena lokasinya yang sensitif, berbatasan dengan Yordania, serta kedekatan dengan pasukan Amerika Serikat (AS).

Dalam laporan PBB, lebih dari 10.000 orang telah mengungsi dari Hajin sejak Desember. Mereka yang melarikan diri menghadapi kesulitan melewati cuaca dingin tanpa perlindungan.

Program Pangan Dunia pada Selasa telah mendesak agar konvoi bantuan kedua ke Rukban segera dilaksanakan secepat mungkin.

Bantuan darurat telah dikirimkan pada November lalu melalui konvoi obat-obatan pertama, dan diharapkan mencapai Rukban dalam waktu 10 bulan.

Cappelaere menjelaskan, sebanyak 80 persen dari total 45.000 populasi di Rukban saat ini merupakan perempuan dan anak-anak, meningkatkan risiko kematian saat lahir.

"Hanya dalam waktu satu bulan, delapan anak, kebanyakan berusia di bawah empat bulan maupun satu jam, telah tewas," kata Cappelaere.

Cappelaere menegaskan jika perjalanan yang sulit dan berbahaya dilaporkan telah membunuh anak-anak yang mayoritas berumur di bawah satu tahun di Rukban.