Bercermin Dari Tekad dan Perjuangan Teddy Thohir

Bercermin Dari Tekad dan Perjuangan Teddy Thohir
Mochamad 'Teddy" Thohir/ net

MONITORDAY.COM - Jika orang melihat kesuksesan Erick Thohir dan kedua saudaranya tentu tak luput dari sosok ayah mereka, Teddy Thohir. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Nilai-nilai dan sikap hidup Teddy menjadi warisan paling berharga bagi anak-anaknya bahkan bangsa ini. Keteladanan Teddy menjadi cermin bagi kalangan muda dalam menatap Indonesia Emas 2045 kelak. Dengan kerja keras dan tekad kuat jua  kita akan dapat mencapainya. 

Gunung Sugih adalah sebuah kecamatan di Lampung Tengah. Dalam bahasa Jawa Sugih artinya kaya. Nama itu membawa harapan bagi penduduknya. Kontras dengan kondisi ekonomi sebuah keluarga dimana seorang Teddy Thohir dilahirkan. Hidup dalam keluarga sederhana membuat Teddy kecil tidak punya banyak pilihan. Ia beserta ibu dan adiknya tinggal di sebuah bilik sederhana beralaskan tanah. 

Malang tak dapat ditolak. Sang ayah Abdul Khalik meninggal dunia ketika Teddy masih kecil. Nasib seakan menyudutkannya di bilik yang suram. Situasi yang membuat banyak individu menyerah pada garis tangan.  Tidak demikian halnya dengan Teddy. Hari demi hari dilaluinya dengan semangat. Ia terus berusaha menuntut ilmu dengan baik. Meski untuk sekedar lulus SD ia harus jalani dengan penuh keprihatinan. 

Ujian dan tantangan yang semakin berat harus dihadapi ketika Teddy lulus SD. Ia tahu ibunya tidak akan mampu membiayai setelah ia tamat sekolah dasar. Adiknya yang masih kecil butuh sekolah. Keluarga mereka juga butuh makan untuk tetap hidup. Sementara cita cita Teddy untuk menuntut ilmu sangat kuat. Melanjutkan ke jenjang SMP hampir tidak mungkin jika ia tetap bertahan di Gunung Sugih.  

Teddy pun meneguhkan tekadnya. Disingkirkannya rasa gentar dan ragu. Ia menempuh jarak lebih dari 20 km dari tempat tinggalnya ke Metro, ibukota Lampung Tengah. Di sana ada pamannya. Itulah harapan terakhirnya agar dapat melanjutkan sekolah. Berpisah dengan ibu dan adiknya pada usia pra remaja tentu berat. Namun keinginan untuk maju, memperjuangkan nasib dan menjemput takdir terbaik mengalahkan segalanya. 

Kesediaan Sang Paman untuk menjadi induk semang dan membantunya tentu sangat berharga. Jadilah Teddy melanjutkan jenjang sekolahnya ia tinggal di kota Metro hingga selesai mengenyam pendidikan tingkat SMP. Teddy tak ingin membebani pamannya. Ia bekerja pada seorang pedagang di kota Metro. Penghasilannya dapat menunjang kebutuhan hidupnya. Bahkan sebagian dikirimkannya untuk membantu keuangan ibundanya. 

Sekali layar terkembang pantang surut ke belakang. Menjelang lulus SMP sang Paman menyarankan Teddy untuk pergi merantau ke pulau Jawa mencari peruntungan yang lebih baik. Kebetulan ada teman sang paman yang bekerja di sebuah sekolah menengah atas di kota Solo Jawa Tengah. Dengan modal reputasi selama bekerja ia mendapat modal dari pedagang yang selama ini mempekerjakannya di Metro. 

Pria yang bernama asli Mochamad Thohir ini dikenal pantang menyerah. Ia diterima di SMEA 1 Surakarta. Lagi-lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya ia bekerja sambil sekolah. Saat itulah bakat pengusahanya semakin terlatih. 

Selesai SMEA Teddy merantau ke Jakarta. Di kota metropolitan ini ia bekerja sebagai tenaga administrasi di  sebuah rumah sakit. Saat bekerja di Rumah Sakit itulah ia bertemu dengan seorang perawat keturunan Tionghoa bernama Edna. Cinta yang tumbuh diantara mereka sempat terhambat karena orangtua Edna berasal dari kalangan atas. Namun takdir Tuhan mempersatukan mereka hingga dikarunia tiga orang anak. 

Selepas menikah Tedi melanjutkan karirnya di sebuah perusahaan industri kimia Union Carbide. Dan kerja kerasnya membawa Teddy masuk ke kelompok usaha Astra Internasional. Karirnya merangkak dari bawah. Teddy pun akhirnya menjadi salah satu direktur dan pemilik saham PT Astra. Lambat laun Astra menjadi raksasa otomotif di tanah air dan memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan. 

Teddy pun lantas mendirikan perusahaannya sendiri yakni PT Tri Nugerah Tohir (TNT group) yang bergerak di bidang sumber daya alam otomotif kuliner properti dan media.. Teddy Thohir pun mencapai cita-citanya.  Bahkan ia tercatat menjadi salah seorang pengusaha terkaya di negeri ini. Nama Gunung Sugih terbukti mampu mengantarkan sosok tangguh ini menjadi orang yang tidak hanya kaya secara materi namun juga mampu meninggalkan legacy. Tak hanya anak cucunya yang meneladani kepribadiannya, para pengusaha dan bangsa ini menaruh hormat atas pencapaiannya.