Bahlil Lahadalia Klaim Berhasil Selesaikan Rp128 Triliun Potensi Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengklaim telah berhasil menyelesaikan Rp128 triliun potensi investasi yang realisasinya terhambat dalam dua bulan kepemimpinannya di lembaga tersebut.

Bahlil Lahadalia Klaim Berhasil Selesaikan Rp128 Triliun Potensi Investasi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia

MONITORDAY.COM - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengklaim telah berhasil menyelesaikan Rp128 triliun potensi investasi yang realisasinya terhambat dalam dua bulan kepemimpinannya di lembaga tersebut.

"Jadi BKPM dalam dua bulan ini sudah menyelesaikan Rp128 triliun potensi investasi yang (nantinya) pada 2020 mulai realisasi," kata Bahlil di Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Menurut Bahlil, angka tersebut berasal dari total Rp700 triliun investasi eksisting di Indonesia yang belum juga terealisasi karena terhambat masalah di dalam negeri, mulai dari perizinan hingga lahan.

"Jadi utang saya masih ada Rp500 triliun lagi dari lebih dari Rp700 triliun potensi investasi," jelasnya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan sisa Rp500 triliun potensi investasi yang belum terealisasi itu merupakan akumulasi potensi investasi yang ingin didorong agar bisa mulai terealisasi.

Namun, Bahlil mengaku belum bisa memastikan kapan total Rp500 triliun itu bisa rampung seluruhnya karena penyelesaian rumitnya realisasi investasi juga terkait dengan kewenangan di daerah.

"Tapi target Pak Presiden tidak boleh lebih dari 2020. Pak Presiden memerintahkan bulan tujuh (Juli) harus clear. Makanya kami berusaha semaksimal mungkin mewujudkannya," imbuhnya.

Selain itu, Bahlil mengaku akan melakukan pantauan langsung ke salah satu lokasi investasi yang tengah mengalami masalah. Misalnya, ke lokasi pengelolaan kawasan industri di Batam.

"Besok kami akan lihat potensi Rp60 triliun pengelolaan kawasan industri di Batam. Kemarin juga PLTU di Jawa Barat kami selesaikan," tambahnya.

Sebelumnya, Bahlil menyebut sebanyak Rp700 triliun investasi antre masuk ke Indonesia namun masih terkendala berbagai masalah domestik. Menurutnya, nilai investasi tersebut yakni dalam bentuk investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI).