Asmawi Syam ‘Sang Petarung’ Dari Bank BRI

“Sang Petarung” yang tak pernah kenal kata "kalah" dalam menjalani kehidupan dan pekerjaannya

Asmawi Syam ‘Sang Petarung’ Dari Bank BRI
BRI

LAKEYBANGET.COM – Lagi-lagi Direktur Utama sebuah Bank. Nah kalo kemarin kita udah ngomongin tentang Dirut Bank Negara Indonesia (BNI), sekarang Lakban akan menceritakan tentang Direktur Utama Bang Rakyat Indonesia (BRI), “Sang Petarung” yang tak pernah kenal kalah. Direktur yang jago karate ini bernama Asmawi Syam, yang tampil sederhana dan bersahaja, meskipun sabuk karatenya sudah ban hitam, Asmawi tidak menggunakan kekerasan di kantor ataupun di rumah, bahkan dia dikenal dengan orang yang sangat baik kepada siapapun. Ingin Tau lebih lanjut? Inilah dia sosok yang bisa dijadikan motivasi untuk para remaja dan para orang tua yang suka mabuk-mabukan di warung Juminten (jika ada nama yang sama Lakban Mohon maaaf, ini hanya guyonan sajaaa).  

Pekerja Keras dan Rajin Olahraga

Sebelum bisa duduk dikursi Dirut BRI, Asmawi memang pria pekerja keras. Hobinya berolahraga sebagai cermin bahwa dia bukan sosok pemalas. Sejak masih usia remaja, Asmawi sudah gemar olahraga bela diri, dan Karate menjadi pilihannya sejak masih sekolah dulu. Bagi Asmawi, menjadi karateka memberikan banyak dampak positif buat dirinya. Capaiannya menjadi Dirut BRI saat ini pun diakuinya tak lepas dari hikmahnya menggeluti cabang olahraga karate.

"Olahraga karate mengajarkan saya untuk disiplin, pantang menyerah, dan sportif. Tentunya ini terbawa di dalam diri saya ketika memimpin Bank Rakyat Indonesia. Jiwa pantang menyerah dan sportivititas selalu kita junjung tinggi," ujarnya. 

Awal karir

Asmawi mengisahkan langkah awal meniti karier di BRI. Sekitar tahun 1980-an, Direktur Utama BRI kala itu, Kamardi Arief, mengjak Asmawi untuk menyelesaikan masalah kredit di Garut, Jawa Barat. Dia diajak karena punya kemampuan bela diri. Menurut ceritanya, Dirut BRI kala itu, Karmadi sengaja meminta orang yang bisa bela diri untuk menemaninya ke Garut. Karena debitur yang dihadapi saat itu berani meneror kepala cabang BRI.

Sejak saat itu, Asnawi semakin mencintai hobinya (karete). Bahkan ia diminta bosnya untuk ikut menjalani pelatihan sebagai seorang polisi kepada Kapolres Garut. Yah maksud dari Lathan itu juga lagi-lagi bertujuan untuk menghadapi debitur. Kara pada era itu para debitur memiliki bodyguard yang kekar dan menyeramkan.

"Akhirnya masalah dengan debitur di sana selesai dalam waktu tiga bulan. Padahal Pak Kamardi memperkirakan masalah ini baru akan rampung dalam waktu tiga tahun," imbuhnya.

Berkat dedikasi dan loyalitasnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang dilaksanakan 19 Maret 2015 memutuskan untuk mengangkat Asmawi Syam sebagai Direktur Utama yang baru. 

Hampir jadi Satpam

Asnawi punya kisah yang tak terlupakan saat bekerja di BRI. Dalam perjalanan kariernya, dia hampir menjadi satpam BRI. Ceritanya, Asmawi yang menjadi atlet karate nasional meminta izin kepada dirut BRI untuk pergi ke Australia guna mengikuti pertandingan karate. Namun dirut BRI tidak setuju. Jika Asmawi membangkang, atasannya mengancam akan menjadikan Asmawi sebagai komandan Satpam BRI.

“Untung saya tidak jadi pergi, kalau nekad mungkin saya sekarang masih jadi komandan satpam," selorohnya.

Dari jadi bodyguard malah berbuah manis

Di BRI, Asmawi memang bukanlah orang baru. Setelah menjadi bodyguard bosnya saat menghadapi debitur kejam, ia kemudian menjabat sebagai Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN BRI pada tahun 2007. Ada beberapa jabatan lagi yang pernah dia duduki, seperti Kepala Divisi Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, dan Pemimpin Wilayah Makassar. Kemudian menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur utama BRI setelah posisi tersebut ditinggal oleh Sofyan Basir yang diminta oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memimpin PT PLN (Persero).

Pendidikan

Asmawi meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar  pada tahun 1979 dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung  pada 2003. Selain pendidikan tinggi, dia juga terkenal rajin mengasah ilmu perbankan , sehingga kemampuannya di industry ini tidak perlu diragukan lagi. Ia pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan seperti From State Owned Enterprise to World Class Competitors Creative Innovative and State Owned Firms di Filipina, Card and Payment yang diadakan oleh European Financial Management Marketing EFMA  di Paris, Perancis, Restrukturisasi & Peningkatan Kinerja BUMN  di Jakarta dan beberapa pendidikan lainnya.