ASEAN Sudah Matang untuk Perbankan Islam

MONITORDAY.COM - Data yang didapat dari Moody (Inverstor Service Research) menunjukkan bahwa ASEAN sudah siap untuk perbankan syariah, tetapi berbagai tantangan terlihat jelas meskipun pihak berwenang melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan sektor ini.
"Saat ini, Malaysia dan Indonesia secara aktif membuat upaya regulasi untuk memelihara perbankan Islam dan ini akan mendorong pertumbuhan di wilayah yang memiliki populasi Muslim yang signifikan," kata Simon Chen, wakil presiden dan analis senior Moody.
Simon menambahkan jika kondisi yang menguntungkan ini masuk ke dalam pertumbuhan yang sebenarnya maka membutuhkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan sektor perbankan Islam dan itulah mengapa upaya yang dilakukan oleh Malaysia dan Indonesia penting."
Kesimpulan Moody dimuat dalam laporan yang baru saja dirilis, "Perbankan Islam - ASEAN: Dorongan regulasi akan mendorong pertumbuhan sektor, membangun landasan yang kuat".
Laporan tersebut mengatakan penetrasi pembiayaan Islam yang rendah di wilayah ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar pemerintah belum secara aktif berusaha untuk mengembangkan sektor tersebut, yang telah menghasilkan tingkat kesadaran publik yang rendah dan kurangnya insentif bagi bank untuk mencurahkan sumber daya untuk mengembangkannya.
Moody mencatat bahwa Malaysia bertujuan untuk meningkatkan pangsa aset perbankan Islam menjadi 40 persen pada 2020 dari 32 persen pada akhir Agustus 2018, sementara Indonesia berusaha untuk meningkatkannya menjadi 15 persen pada 2023 dari 6 persen pada akhir Juli 2018.
Lingkungan ekonomi yang kuat dan solvabilitas dan likuiditas bank yang baik akan membantu kelompok perbankan konvensional memimpin pertumbuhan perbankan Islam di kawasan seperti di Malaysia dan Indonesia, menurut Moody’s.