Anggota Komisi V Minta Kepala BMKG Mundur dari Jabatannya
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati diminta mundur dari jabatannya. Hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi V Anthin Sihombing usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI bersama BMKG

MONITORDAY.COM - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati diminta mundur dari jabatannya. Hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi V Anthin Sihombing usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI bersama BMKG.
Dwikorita diminta mundur lantaran dianggap tidak layak memimpin BMKG karena lalai dalam mendeteksi bencana alam.
Anggota Komisi V DPR RI ini menyebut, kelalaian mendeteksi bencana merupakan hal yang fatal.
"Saya dengan tegas meminta agar Kepala BMKG lebih terhormat kalau mengundurkan diri," ujar Anthon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (3/10/2018).
"Disamping itu juga, statement-statement yang diberikan dan dilontarkan oleh Kepala BMKG ini sangat simpang siur atau berlainan dengan realita," imbuhnya.
Anthon menambahkan, seharusnya pemimpin dapat melaporkan kondisi lapangan dengan sejelas-jelasnya.
Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI ini menyebut bahwa rusaknya alat pendeteksi tsunami sejak tahun 2012 tidak pernah diketahui.
Anthon menyayangkan miskoordinasi yang dianggap kebablasan, sehingga imbasnya pada penderitaan yang dialami masyarakat.
"Kalo alat pendeteksi ini dilaporkan ke DPR, pasti kita akan lakukan tindakan cepat," cetusnya.
"kan kita bekerja untuk kepentingan masyarakat," imbuhnya.
Menurutnya, jika sudah seperti ini (red: tsunami) masyarakat sudah terluta-lunta, siapa yang harus bertanggungjawab.
Anggota DPR RI Dapil Sumatera Utara III ini meminta pemerintah untuk segera mengevaluasi kinerja BMKG agar permasalahan bencana ini tidak terlalu berlarut-larut.
Menurutnya, jika situasi tanggap darurat bisa dilakukan maka korban jiwa akibat bencana dapat diminimalisir.
"Pemerintah dalam hal ini harus tegas memilih orang yang kompeten. Kompeten di pekerjaannya dan kompeten memberikan penjelasan kepada masyarakat," tukas Anthon.
"Apalagi masalah ini kan sangat sensitif. Coba bayangkan berapa orang yang hilang, rumah rusak porak-poranda, bahkan tidak makan sampai sekarang. Itu harus dievaluasi," tandasnya.