5 Langkah Untuk Mempercayai Seseorang

Belajar mempercayai orang lain, namun tetap waspada

5 Langkah Untuk Mempercayai Seseorang
ilustrasi bebas

 

LAKBAN- Banyak keputusan yang harus kamu ambil dalam hidup ini. Termasuk keputusan yang kamu anggap sepele namun ternyata sangat berpengaruh dalam hidupmu. Dalam menentukan keputusan kamu sering berhadapan dengan pilihan untuk percaya atau tidak terhadap seseorang. Apakah dia sebagai calon mitra, seorang teman curhat, atau kepada siapa kamu minta nasihat dan pertimbangan.

Lakban merekomendaikan 5 langkah yang sebaiknya kamu jadikan pijakan untuk mempercayai seseorang.  Ini dia uraiannya :   

Pertama, surutkan langkah  dan luangkan waktu untuk berpikir.  Jangan membuat keputusan penting dengan tergesa dan sembrono. Semua langkah haruslah diperhitungkan dengan matang. Seseorang mungkin datang dengan tawaran yang menarik. Cara menawarkannya juga seringkali tak kalah menarik.

Pertimbangkan biaya dan manfaat bila kamu menerima sebuah tawaran. Kamu perlu waktu dan suasana yang tenang untuk memikirkan kembali sebuah tawaran. Bila kamu merasa perlu maka berkonsultasi dengan teman yang penilaiannya kamu  percayai, sebelum bertindak.

Kedua, berhati-hatilah terhadap setiap penawaran yang akan segera kedaluarsa dalam bebera saat, atau penjualan "satu hari saja". Penjual akan menciptakan kesan kelangkaan untuk memikat kamu dalam membuat keputusan cepat, yang berarti hati kamu yang memutuskan, bukan rasio kamu, yang dirancang untuk mempertimbangkan pilihan berdasarkan faktor-faktor rasional dan pengalaman masa lalu.

Ketiga, waspadai orang-orang yang terlalu cepat hangat dan ingin dekat denganmu. Pelajari dulu bagaimana ia bersikap dan bertutur kata. Bagaimana kala ia menghadapi orang lain. Apakah ia sopan kepadamu namun kurang santun terhadap yang lain? Orang yang terlalu Sok Kenal Sok Dekat bisa jadi punya maksud terselubung. Atau tipe orang yang cepat bosan juga.   

Keempat, nilailah sikapnya secara obyektif. Jika kamu mengambil langkah mundur, kamu mungkin ingin bertanya pada diri sendiri, Seberapa baik kamu benar-benar mengenal orang ini? Dan berapa sebenarnya mereka bagi kamu? Apakah mata mereka berkeliaran di sekitar ruangan, mencari penaklukan berikutnya atau untuk melihat siapa yang mengagumi mereka? Bagaimana mereka memperlakukan orang seperti pelayan atau supir taksi? Jika Kamu mendengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan, apa nilai-nilai yang mendasarinya? Apakah mereka kritis dan menghina orang lain? Apakah mereka ingat apa yang kamu katakan kepada mereka? Seberapa perhatian dan bijaksana mereka? Apakah mereka memiliki teman dekat, atau apakah mereka dekat dengan keluarga mereka? Bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu kamu bergerak melampaui aspek dangkal dari orang tersebut, untuk mempertimbangkan kualitas yang lebih penting dalam jangka panjang.

Kelima, gunakan pikiran bijaksana. Seorang ahli menekankan perlunya mengkombinasikan antara pikiran logis dengan perasaan. Jika kamu merasakan hubungan instan dengan seseorang, pertimbangkan hal ini, tetapi jangan menjadikannya dasar dari keputusan kamu. Dalam pikiran kita yang bijaksana, kita tidak mengabaikan emosi, tetapi kita juga tidak terlalu terperangkap di dalamnya sehingga kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat, daripada apa yang sebenarnya ada di sana.