Moonrise Over Egypt

Kisah Perjuangan Diplomasi RI  untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dan dukungan internasional

 Moonrise Over Egypt
twitter

 

 

Sebuah film drama-epik akan segera hadir di bioskop. Buat kamu film ini hadir, Guys.  Penggalan sejarah di awal kemerdekaan ini punya pesan yang kuat. Bahwa pengakuan bangsa lain akan memperkuat eksistensi kita sebagai bangsa. Rasa senasib sebagai bangsa yang bangkit dari penjajahan menularkan spirit kemerdekaan.

Peran para tokoh, peran para mahasiswa dan pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di negeri orang, dalam menegakkan kedaulatan bangsa ini tidak bisa dipandang sebelah mata.  Settingnya memang di Mesir, kala delegasi Indonesia harus berjuang mendapatkan pengakuan kedaulatan. Hingga film ini diberi judul Moonrise Over Egypt.  

Film ini disutradarai oleh Pandu Adiputra ini berkisah tentang perjuangan diplomasi RI di awal kemerdekaan.  Pada bulan April sekitar tahun 1947, empat orang diplomat  Indonesia diutus pergi ke Kairo untuk mengupayakan segera adanya pengakuan de jure dari pemerintahan Mesir terhadap kedaulatan Indonesia.

Mereka yang diutus tersebut yaitu Haji Agus Salim (Wakil Menteri Luar Negeri RI) yang menjadi pemimpin delegasi, Abdurrahman Baswedan (Wakil Menteri Penerangan), Mohammad Rasjidi (Sekjen Departemen Agama), serta Nazir Datuk Sutan Pamuntjak (Pejabat Departemen Luar Negeri). Pritt Timothy yang berperan sebagai H. Agus Salim sangat mirip dan mengingatkan kita pada gambaran tentang tokoh pejuang ini.  

Akan tetapi pekerjaan yang mereka lakukan disana tak sesuai yang diharapkan. Willem Van Recteren Limpurg yang merupakan Duta Besar Belanda untuk Mesir menyusun serangkaian siasat agar empat utusan Indonesia tersebut gagal.

Dengan didampingi Cornelis Adriaanse yang merupakan seorang Duta Besar Keliling Belanda, Willem menakuti Pemerintah Mesir. Mereka berdua bersiasat akan mencabut semua dukungan kepentingan luar negeri negaranya terhadap pemerintahan Mesir, jika menyetujui kedaulatan Indonesia.

Gertakan kedua aparat Belanda tersebut langsung membuat takut Nokrasyi, karena politik dalam pemerintahannya jelas akan terganggu. Dia juga dipaksa untuk menangguhkan serta menunda pembahasan tentang Idonesia. Karena penundaan tersebut Agus Salim serta teman-temannya harus pontang panting kurang lebih dua bulan di Kairo.

Hari berganti hari akhirnya Agus Salim mencium siasat jahat serta tak beres Nokrasyi. Agus Salim serta teman-temannya juga mencurigai perintah Belanda berada di balik dalang yang Nokrasyi lakukan dalam pemerintahannya. Akhirnya lambat laun dia mencurigai sadar perjuangannya di Mesir dijegal.

Disisi lain situasi jadi kian parah serta genting ketika tertiup kabar jelek dari tanah air. Kabar tersebut yaitu tentang pergerakan pasukan Nederlandsch Indië Civil Administratie (NICA) yang sedang mengepung beberapa wilayah Republik Indonesia. Akankah Idonesia berhasi mendapatkan pengakuan de jure?

Pada 1 Juni 1947, Perdana Menteri Mahmoud Fahmi Nokrasyi mengeluarkan keputusan Pemerintah Mesir atas kemerdekaan Republik Indonesia, dan pada 10 Juni 1947 perjanjian persahabatan kedua negara ditandatangani oleh Wamenlu RI Haji Agus Salim dan Perdana Menteri Mahmoud Fahmi Nokrasyi.

Dengan demikian, Mesir menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui kemerdekaan dan menandatangani perjanjian persahabatan dengan Indonesia.

Saksikan aksi Pritt Timothy dan para pemain lain seperti  Vikri Rahmat, Drh. Ganda, Satria Mulia, Reza Anugrah, Bhisma Wijaya, Ina Marika, Mark Sungkar, dan Harry Bond Jr. dalam film perjuangan ini. Produksi TVS Films dan Indovasi ini mulai hadir esok hari, 22 Maret 2018 di bioskop-bioskop. Saksikan dan bagi ceritamu di lakban yang guys..