Wonder Woman yang Lugu di Tengah Kecamuk Perang Dunia I

Dan boleh dibilang siapa yang baik dan jahat dengan cerkas dipertanyakan melalui sosok Chief yang keturunan Indian.

Wonder Woman yang Lugu di Tengah Kecamuk Perang Dunia I
Gal Gadot sebagai Wonder Woman

MONDAYREVIEW.COM – Anda sudah menonton film Wonder Woman? Terpesona dengan kecantikan Gal Gadot sang pemeran Wonder Woman merupakan sesuatu yang wajar dan ramai dibicarakan. Namun, dalam ulasan kali ini yang akan ditelaah mengenai Wonder Woman yang lugu di tengah kecamuk Perang Dunia I.

Wonder Woman alias Diana (Gal Gadot) sebelumnya hidup tentram di pulau Themyscira, tempat tinggal suku Amazon. Kedamaian itu akhirnya terusik ketika mata-mata Amerika Serikat bernama Steve Trevor (Chris Pine) tiba-tiba berhasil memasuki pulau Themyscira. Diana pun dihadapkan pada kenyataan bahwa di luar tempat tinggalnya tengah terjadi perang besar yang menewaskan jutaan jiwa manusia.

Dengan bekal kemampuan tarungnya, ditambah anyaman cerita kepahlawanan yang diterimanya, Diana pun memutuskan untuk berbuat sesuatu bagi perdamaian dunia. Ia percaya perang yang terjadi merupakan ulah si Dewa Perang, Ares. Maka Diana pun berusaha mencari Ares dan memusnahkannya.

Lalu siapakah Ares si Dewa Perang? Dalam film Wonder Woman dikisahkan Ares selain memiliki kekuatan hebat seperti terkonfirmasi dalam pertarungan hebohnya dengan Diana di akhir sinema. Ares pun memiliki kemampuan untuk membisikkan ide-ide jahat kepada manusia. Ares memberi “inspirasi kejahatan” kepada Jendral Lundendorff (Danny Huston) dan Doctor Poison/Isabel Maru (Elena Anaya).

Inspirasi kejahatan itulah yang bermuara pada senjata kimia berupa bom asap yang siap dikirimkan ke London. Namun, sehebat-hebatnya inspirasi kejahatan dari Ares, baru terkonfirmasi menjadi aksi ketika sang manusia melakukan dan menyetujuinya menjadi tindakan kejahatan.

Dan boleh dibilang siapa yang baik dan jahat dengan cerkas dipertanyakan melalui sosok Chief (Eugene Brave Rock) yang keturunan Indian. Dirinya mengaku sebagai sosok pragmatis dikarenakan suku Indian pun nelangsa nasibnya dikarenakan oleh salah satu negeri pemenang Perang Dunia: Amerika Serikat.

Pada akhirnya sang Wonder Woman yang terbiasa dengan budaya homogen di pulau Themyscira belajar banyak tentang dunia dan kemanusiaan. Tentang area abu-abu kemanusiaan. Tentang manusia yang berupaya menjadi baik dan tentang manusia yang tergelincir di jalur angkara murka.