Sembilan Korban Jiwa 22 Mei adalah Perusuh?

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya menduga sembilan korban yang jatuh pada kerusuhan 22 Mei merupakan perusuh. Hal ini dikatakan dalam konferensi pers yang digelar di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/5).

Sembilan Korban Jiwa 22 Mei adalah Perusuh?

MONITORDAY.COM – Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya menduga sembilan korban yang jatuh pada kerusuhan 22 Mei merupakan perusuh. Hal ini dikatakan dalam konferensi pers yang digelar di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (11/5).

Kami harus sampaikan bahwa 9 korban meninggal dunia kami duga perusuh. Penyerang. Diduga ya,” katanya.

Meski begitu, Iqbal tidak menjelaskan dasar dari dugaan tersebut. ia hanya menyebut bahwa pihaknya saat ini sedang serius menginvestigasi dan mengungkap dalang dari peristiwa tersebut. “Saat ini kami sedang berusaha keras memproses, dan sedang berjalan,” ucapnya.

Narasi yang disampaikan oleh polisi tersebut dinilai oleh Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menyakitkan keluarga korban, lantaran polisi tidak mengungkap pelaku penembahakan saat konferensi pers tersebut.

“ini menyakitkan bagi keluarga yang berharap polisi mengumumkan ke publik siapa yang melakukan penembakan kepada korban,” ujarnya, dalam keterangan tertulis.

Usman mengatakan, polisi bukannya mengungkap pelaku menembakan, namun hanya mengungkap soal rencana pembunuhan 22 Mei. Amnesty Internasional Indonesia ketika menemui keluarga korban, mereka kecewa karena polisi tidak mengungkap pelaku.

Selain itu, Usman mengatakan, Polisi juga luput dalam menjelaskan akuntabilitas penggunaan kekuatan berlebihan oleh sejumlah aparat kepolisian dalam aksi tersebut. Seperti  dugaan penyiksaan yang terjadi di Kampung Bali, Tanah Abang.

Menurut dia, anggota Brimob yang diduga melakukan penyiksaan tersebut harus diproses hukum secara adil. Selain itu, Komandan Brimob juga perlu dimintai pertanggungjawaban terkait tindakan yang dilakukan oleh anak buahnya.

Usman mengakui kepolisian berada dalam kondisi yang tidak mudah ketika menjadi target penyerangan oleh sekelompok massa hingga banyak petugas kepolisian yang terluka. Namun, menurutnya, dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan tetap harus diungkap.