Resmikan Majelis Taklim Al-Taufiq, Bamusi Wujudkan Islam Rahmatan Lil Alamain
PDI Perjuangan malalui Bamusi ingin mewujudkan Islam nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya.

MONDAYREVIEW.COM – Sebanyak 500 orang anak-anak panti asuhan yang berasal di beberapa wilayah DKI Jakarta mendatangi kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro No.58, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/6) sore.
Kedatangan anak-anak yatim piatu ini untuk menghadiri acara pengajian, yasinan, serta buka bersama di kantor DPP PDI Perjuangan yang dilaksanakan oleh PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Bamusi merupakan sayap Islam di tubuh PDI Perjuangan yang didirikan sejak tahun 2007 dan kini di bawah kepemimpinan Ketua Umum Prof. Hamka Haq dan Sekretaris Umum Nasyirul Falah Amru.
Acara santunan ini dimulai dengan shalat Jumat di kantor DPP Perjuangan. Acara ini juga digelar dalam rangka meresmikan Majelis Taklim al-Taufiq, yang berpusat di Mushalla kantor DPP Perjuangan. Majelis Taklim al-Taufiq terinspirasi dari nama Taufiq Kiemas, yang merupakan pendiri dari Bamusi. Di bulan Ramadhan, Mejalis Taklim al-Taufiq ini melaksanakan takjil dan sahur gratis, shalat tarawih, shalat jumat dan santunan anak yatim.
Dalam sambutannya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiayanto mengatakan bahwa PDI Perjuangan, malalui Bamusi, ingin mewujudkan Islam nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin. PDI Perjuangan menilai bahwa Bung Karno menjadikan Islam sebagai inspirasi peradaban dan kemajuan. Bung Karno pun menjadikan Islam sebagai landasan terpenting dalam mewujudkan kemerdekaan, sebab dalam merdeka itu berarti Indonesia terbebas dari segala bentuk penjajahan dan penindasan.
Hasto menjelaskan, sebagai pemimpin negara-negara di Asia dan di Afrika, jasa Bung Karno terhadap dunia Islam sangat lah besar. Pada tahun 1956 misalnya, Bung Karno mendesak pemerintah Rusia di bawah Presiden Nikita Khrushchev agar membuka kembali Masjid Biru di St Petersburg yang ditutup. Atas jasa besar Bung Karno masjid yang telah ditutup dan dijadikan gudang oleh pemerintahan Rusia ini akhirnya dibuka dan difungsikan kembali untuk umat Islam. Ini lah bentuk perjuangan Bung Karno untuk peradaban Islam.
Bung Karno juga yang meminta Presiden Rusia Nikita Khrushchev untuk menemukam makan Imam Bukhari, yang merupakan imam dalam ilmu hadits. Saat itu, Nikita Khrushchev meminta Soekarno datang ke Rusia. Namun Soekarno mengajukan syarat bahwa ia akan datang ke Rusia bila pemerintah Rusia mememukan makam Imam Bukhari. Setelah makam Imam Bukhari ditemukan, akhirnya Soekarno mengunjungi Moskow dan berziarah ke makam Imam yang sangat dikaguminya ini di Samarkand.
"Ini lah di antara langkah-langkah dan perjuangan Bung Karno yang menjadikan Islam rahmatan lil alamin menjadi jalan peradaban. Dan Islam rahmatan lil alamin inilah yang terus menerus kami wujudkan. Bamusi merupakan jembatan PDI Perjuangan dengan peradaban Islam itu," kata Hasto.
Hasto menambahkan, PDI Perjuangan sebagai rumah kebangsaan senantiasa membuka diri terhadap berbagai nilai-nilai yang hidup subur di tengah-tengah masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu kala hingga saat ini. Salah satu nilai-nilai yang hidup dan tumbuh subur dalam kebudayaan bangsa Indonesia adalah nilai-nilai Islam yang telah beralkulturasi dengan nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia yang kemudian berkembang menjadi agama yang rahmatan lil alamin, toleran dan hidup berdampingan dengan pemeluk agama-agama dan kepercayaan lainnya secara damai dan bergotong royong.
"Komitmen PDI Perjuangan untuk mengembangkan nilai-nilai Islam melalui Bamusi adalah dalam rangka membangun dan memperkukuh nilai-nilai Islam Indonesia. Maka Bamusi kita minta terus menerus mensosialisasikan pemikiran Bung Karno dan Islam," kata Hasto.
Sementara itu, Dewan Penasihat Bamusi, DR. H. Ahmad Basarah, mengatakan bahwa Bung Karno itu salah seorang santri dan ustadz, sebab ia belajar Islam pada KH Ahmad Dahlan dan kemudian menjadi Ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu pada tahun 1938 sampai dengan 1942. Hidup dalam lingkungan Muhammadiyah, saat menjadi Presiden, NU dalam muktamarnya memberikan gelar kepada Soekarno sebagai Waliyul Amri al-Daruri bi Syaukah. Ini membuktikan bahwa Soekarno adalah salah seorang pemikir dan pejuang Islam.
Wasekjen PDI Perjuangan ini juga menekankan bahwa PDI Perjuangan menempatkan Islam di tempat terhormat. Makanya PDI Perjuangan mendirikan Bamusi untuk mewujudkan Islam nusantara yang berkemajuan untuk Indonesia Raya. Umat Islam di Indonesia, secara internal harus meyakini kebenaran Islam sebagaimana tertuang dalam prinsip yang ada dalam al-Quran: inna al-dina indallahi Islam. Namun secara eksternal, umat Islam juga memiliki prinsip lakum dinukum waliya diin, sehingga bersikap toleran dan plural kepada pemeluk agama-agama lain yang juga sama-sama pemilik sah Republik Indonesia.
"Dengan mengucapkan bismillah, atas nama PP Bamusi, saya resmikan majelis Taklim al-Taufiq," kata Basarah.