Meraih Ketenangan Hidup
Meraih ketenangan dalam hidup amatlah penting. Karena kualitas hidup, kesuksesan, dan kebahagiaan sangat bergantung kepadanya. Persoalannya, bagaimanakah cara untuk meraih ketenangan tersebut?

MONITORDAY.COM – Meraih ketenangan dalam hidup amatlah penting. Karena kualitas hidup, kesuksesan, dan kebahagiaan sangat bergantung kepadanya. Persoalannya, bagaimanakah cara untuk meraih ketenangan tersebut?
Sebagian orang mencari ketenangan dengan perbuatan sia-sia, sebagian mereka bahkan mencari ketenangan di tempat-tempat maksiat. Semua itu keliru dan fatal akibatnya. Alih-alih ketenangan, semua itu justru akan semakin membuat hati diliputi kesedihan. Jika pun ketenangan didapatkannya, tapi ia adalah ketenangan palsu dan sesaat.
Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir al Syatsry –semoga Allah menjaganya- dalam kitabnya “Hayâtu al Qulûb” menyebutkan beberapa langkah yang terdapat dalam al-Qur`an dan sunnah untuk meraih ketenangan:
Hadir dalam Majlis-majlis Ilmu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabada:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca Kitabullah azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah, rahmat akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan malaikat yang berada di sisi-Nya.” (HR Muslim no. 2699)
Perbanyak Do'a
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya pernah mengulang-ulang kalimat doa berikut dalam perang ahzab:
“Maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta teguhkanlah kaki-kaki kami saat kami bertemu (musuh)”
Maka Allah memberikan mereka kemenangan dan meneguhkan mereka.
Membaca al-Qur’an
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ia adalah ketenangan yang turun karena Alquran.” (HR Bukhari: 4839, Muslim: 795)
Memperbanyak Dzikir
Allah berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)
Bersikap wara’ (hati-hati) dari perkara syubhat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kebaikan itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram kepadanya. Sementara dosa adalah yang jiwa merasa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram kepadanya, walaupun orang-orang memberimu fatwa (mejadikan untukmu keringanan).” (HR Ahmad no. 17894, dishahihkan al Albani dalam Shahîh al Jâmi no: 2881)
Jujur dalam berkata dan berbuat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya jujur itu ketenangan dan dusta itu keragu-raguan.” (HR Tirmidzi no: 2518)
Begitu pun semua ketaatan kepada Allah dan sikap senantiasa bersegera kepada amal shaleh adalah diantara faktor yang akan mendatangkan ketenangan kepada hati seorang mukmin. Jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang dan teguh. Allah berfirman:
“…Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. An Nisâ [4]: 68)
Jika kita dapat mempertahankan ketenangan hati sehingga senantiasa teguh berada dalam jalan Allah, apa pun yang terjadi kepada kita, maka bergembiralah, karena kelak saat kita meninggalkan dunia yang fana ini, akan ada yang berseru kepada kita dengan seruan ini:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al Fajr [89]: 27-30) (Hayâtu al Qulûb: 90-91).