Amien Rais Dituding Menerima Aliran Dana, Ini Penjelasan Anaknya
Menurut Hanum melalui Instagram-nya ada seorang mantan jenderal pada awal April 2017 yang menjadi penghubung untuk melakukan pertemuan rahasia.

MONDAYREVIEW.COM – Amien Rais dituding menerima aliran dana sebesar Rp 600 juta dari dugaan korupsi yang dilakukan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Hal itu terungkap dalam persidangan terhadap terdakwa Siti Fadilah Supari di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Rabu (31/5). Nama Amien Rais disebut beberapa kali oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat membacakan surat tuntutan terhadap Siti Fadilah.
Amien Rais sendiri kemarin (1/6) menyatakan tudingan tersebut merupakan blessing in disquise. Penjelasan lebih lanjut dari Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional akan dilakukan Jumat (2/6) ini.
"Informasinya KPK membuka kembali, katanya saya mendapat aliran dana dari 2003 sampai 2007. Apapun, ini saya terima dengan senang hati, buat saya ini blessing in disguise," ujar Amien Rais di Rumahnya, Condongcatur, Sleman, Kamis (1/6) seperti dilansir Kompas.
Amien Rais yang dikenal dengan sebutan Lokomotif Reformasi menyatakan ingin bertemu Pimpinan KPK guna membuat laporan terkait dugaan korupsi yang disebutnya melibatkan dua tokoh penting di Indonesia.
"Saya akan menyampaikan juga laporan saya mengenai dugaan korupsi dua tokoh besar di negeri ini yang selama ini mengendap, tidak diapa-apakan. Siapanya, nanti," imbuh Amien Rais.
Sementara itu rekaan peristiwa diungkap oleh anaknya Hanum Salsabiela Rais perihal tudingan terhadap bapaknya. Menurut Hanum melalui Instagram-nya ada seorang mantan jenderal pada awal April 2017 yang menjadi penghubung untuk melakukan pertemuan rahasia. Demikian kutipan pernyataan dari Hanum (@hanumrais):
Di awal April 2017 lalu, Seorang Mantan jenderal yg duduk di posisi pemerintahan ckp strategis menemui Bapak. Ia mengatakan bahwa ia dikirim boss nya yg ingin bertemu Bapak. Ia ditugasi membuat titik temu dan waktu. Bapak mengatakan"Monggo dgn senang hati, semua orang dr kalangan manapun saya temui, apalagi orang terhormat spt bapak bos". Namun sang mantan jendral mengatakan boss ingin bertemu di tempat rahasia, tdk tercium media, karena pembicaraan akan bersifat confidential. Bapak tercenung. Ini sesuatu yang aneh. Mengapa harus rahasia?
Singkat cerita Bapak menolak meski sang utusan berdalih: pertemuan penting yg tdk bisa jadi konsumsi publik. "Maaf, jika ingin bertemu silahkan tapi terbuka, biarkan media melansir, biarkan mereka tahu hasil pembicaraan, toh pasti terbaik untuk bangsa. Jika pertemuan rahasia, saya tahu, sy hanya akan jadi bangkai politik Anda".
Sang utusan mundur, pamit dlm kekecewaan. Saya mendengar dan melihatnya semua dr balik pintu di Joglo. Oh ini to Bapak Mantan Jenderal yang sering jadi penghubung itu.
Sepeninggal sang utusan, sy katakan pada Bapak. "Pak, beliau bos pasti akan tersinggung dgn jawaban Bapak. Dan it's just a matter of time, you'll be singled out. Hanya soal waktu Bapak akan diperkarakan entah bagaimana dan apa caranya"
Bapak mengangguk. Ia sangat paham.
Bagi Hanum yang merupakan penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini, tudingan dan pembunuhan karakter terhadap Amien Rais bukan sesuatu yang baru sebenarnya; melainkan telah dilakukan sejak dulu kala. Demikian penjelasan dari Hanum:
Tdk hanya sekali ini sesungguhnya Bapak menerima tudingan ini. Yang bersifat seolah melanggar hukum, dicitrakan koruptif, hipokrit, dll yg muaranya satu: pembunuhan karakter krn manuver Bapak dianggap tdk kooperatif dgn para petinggi nasional. Hingga akhirnya saya menyimpulkan 'yang penting Amien Rais disebut dulu, diberitakan, dimunculkanlah opini dan bola liar fitnah yg keji di media, hingga kepingan2 tuduhan tersebut terbang tak terkontrol lalu setelah yakin the damage has been done, bahkan tdk akan terkoreksi lewat klarifikasi, selesai sudah misi.